Mataram, KA.
Anak-anak muda asal Sumbawa yang mengeyam pendidikan di Kota Mataram dan berhimpun dalam Sanggar Seni Lonto Engal, sukses menampilkan Teater “Lajendre” di Taman Budaya NTB, Sabtu (29/11) malam kemarin. Dibuka Gubernur NTB dan dihadiri kepala OPD, anggota DPRD NTB, serta ratusan penonton yang memadati gedung megah tersebut, menceritakan kisah Lalu Mangi dan Lala Ila, “Antara Harapan dan Perasaan yang Tergadaikan”. Kisah Lala Ila yang diperankan oleh Rizaini Diniastati Fatabi (Dini)—mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Mataram, dan Lalu Mangi diperankan oleh Irawan Mardiansyah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram ini, membuat penonton mengharu biru. Karena ending dari cerita itu Lala Ila dibawa paksa oleh Daeng Joge yang diperankan Ady Mulyadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhamadiyah Mataram, sebagai penebus utang Lalu Mangi. Suasana kocak juga dipertontonkan di pertengahan cerita. Sikap dan tindak tanduk Salampe yang diperankan Taufik Hidayat--mahasiswa asal Kecamatan Plampang sebagai pengawal pribadi Lalu Mangi, serta Nini Saje--dayang setia Lala Ila diperankan Feby Umaroh Irmayani Mahasiswi UNRAM Fakultas Fisipol Jurusan Ilmu Komunikasi yang dikenal cerewet dan protektif, cukup mengocok perut penonton.
Lajendre adalah Romansa Lalu Mangi dan Lala Ila yang diangkat dari cerita tutur masyarakat Sumbawa yang hingga kini terus dilestarikan ke anak cucunya. Lajendre adalah kisah tragis antara pemuda yang ketergantungan narkoba, dan kekasihnya Lala Ila yang cantik nan jelita yang harus dikorbankan untuk memenuhi kebutuhan atas ketergantungannya itu. Dengan intriksik dan model cerita yang dikemas secara apik dan menarik, ini terkandung nilai-nilai pragmatis. Seperti nilai pendidikan, keimanan, moral dan etika, sosial dan budaya, kecerdasan logika yang tergambar jelas pada music, gerak tari, lakon teater dan syarat getar sastra yang menjadi satu kesatuan.
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah SE., M.Si saat membuka kegiatan itu, menilai penampilan Teater Lajendre yang diperankan anak-anak muda Sumbawa dan Sumbawa Barat ini sangat luar biasa. Ini menjadi awal yang positif bagi para seniman dalam melahirkan atau menciptakan karya-karya yang hebat.
“Saya bersyukur bisa diundang di sini, mudah-mudahan sekembalinya kita dari sini (menonton Lajendre), bukan hanya menghibur tapi juga dapat memperkaya batin dan suasana kita,” ujar Bang Zul.
Dalam kesempatan itu Gubernur yang akrab disapa Bang Zul ini berpesan bahwa budayawan dan seniman tidak harus nyentrik, berpakaian apa adanya, dan rambut dibiarkan panjang. Mereka harus menatap dan beradaptasi dengan masa depan. Budayawan harus melek teknologi agar tidak tertinggal.
Sementara di tempat berbeda, Wakil Walikota Mataram, H Mohan Roliskana menyambut baik kegiatan yang dipersembahkan oleh anak-anak muda Sumbawa yang menempuh pendidikan di Kota Mataram dan terhimpun dalam Sanggar Seni Lonto Engal. Ia berharap anak-anak muda ini tetap menjaga semangat persaudaraan, ukhuwah Islamiah dan kebersamaan, serta semangat kolektif untuk membangun daerah. Tentunya dalam semangat ini juga untuk melestarikan khasanagh dan budaya yang kaya ini.
“Semoga adik-adik senang tinggal di Kota Mataram, dan tetap bisa merajut suasana kebersamaan bersama seluruh masyarakat dan etnis yang ada di Kota Mataram ini. Semoga membawa kebaikan dan kemanfaatan bagi kita semua,” pungkasnya. (KA-01)