DKP Sumbawa Terus Berupaya Selamatkan Terumbu Karang di Teluk Saleh
Sumbawa Besar, KA.
Kondisi terumbu karang di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa saat ini memprihatinkan. Menurut laporan Word Conservation Society (WCS) hanya sekitar 25 persen masih dalam kondisi baik.
Karenanya, berbagai upaya penyelamatan terus dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sumbawa bekerjasama dengan WCS dan sejumlah stake holder lainnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbawa, melalui Kasi Pelestarian Sumberdaya Perikanan, M. Ghazali S.Pi, kepada media ini, menyebutkan, kerusakan terumbu karang secara alami disebabkan perubahan iklim yang sangat fluktuatif.
“Selain diakibatkan ulah manusia seperti illegal fishing menggunakan bom dan racun ikan,” ungkapnya.
Dijelaskan, berdasarkan laporan status karang Indonesia tahun 2018 yang diterbitkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), status terumbu karang dalam kategori sangat baik di Indonesia hanya 6,56 persen dengan jumlah 70 site.
“Sedangkan kondisi buruk sekitar 36,18 persen dengan jumlah 386 site. Untuk kategori baik jumlahnya 245 site atau 22,96 persen. Sementara kategori cukup sebanyak 366 site atau 34,3 persen,” terang Ghazali.
Karenanya, sambung Ghazali, DKP Sumbawa menggelar pelatihan konservasi bekerjasama dengan pihak WCS, awal Maret lalu sebelum Covid 19 mewabah. Pelatihan tersebut diikuti diikuti kelompok pelestari lingkungan, mahasiswa dan masyarakat nelayan yang perduli dengan lingkungan perairan. Dalam pelatihan itu disampaikan sejumlah materi, terutama terkait Metode Reef Check, yaitu metode untuk memantau kondisi terumbu karang dan lingkungannya. Metode tersebut, sangat sederhana untuk dipahami dan dilakukan oleh banyak pihak, termasuk masyarakat umum dan turis mancanegara.
“Dengan metode Reef Check, masyarakat umum dapat terlibat secara aktif dalam memantau terumbu karang dan lingkungannya di daerah masing-masing. Dengan demikian kesadartahuan mengenai terumbu karang dan lingkungannya akan tumbuh menjadi lebih kuat,” paparnya.
Oleh sebab itu, ia berharap kepada semua pihak, terutama masyarakat pesisir untuk bersama-sama menjaga kelestarian terumbu karang dan menyelematkan dari kerusakan.
Sebab, di dalam dan sekitar terumbu karang hidup beraneka ragam biota yang umumnya merupakan hewan avertebrata. Berbagai manfaat pun dapat dihasilkan oleh terumbu karang. Tetapi perlu diatur pengelolaannya karena terumbu karang merupakan ekosistem laut dangkal yang ada pada iklim tropis yang paling kompleks dan produktif.
“Sekligus pula merupakan ekosistem yang paling rentan terhadap perubahan lingkungan dan juga daya dukung yang terbatas. Karena itu, mari bersama-sama kita selamatkan terumbu karang dari kerusakan demi anak cucu kita nanti,” pungkasnya.(KA-01)