Mataram, KA.
Metajuridika Fakultas Hukum Universitas Mataram (Unram) sukses menggelar Konferensi Nasional SLEEI di Hotel Aston Inn Mataram 28-29 Maret 2022.
Konferensi nasional ini merupakan kegiatan lanjutan dari Program Strengthening Legal Education in Eastern Indonesia (SLEEI), bertujuan untuk mendiseminasikan hasil program penguatan pendidikan tinggi hukum di Indonesia Timur.
Konferensi ini dihadiri oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Kedutaan Besar (Kedubes) Kerajaan Belanda di Indonesia, NUFFIC Neso (Organisasi Belanda untuk Kerjasama Internasional dalam Pendidikan Tinggi), perwakilan Fakultas Hukum dari Universitas di seluruh Indonesia, praktisi hukum dan mitra lainnya.
Konferensi Nasional SLEEI tahun ini dikordinir langsung oleh M. Riadhussyah, dengan menghadirkan keynote speakers dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kedubes Kerajaan belanda di Indonesia, Adriaan Bedner (Van Vollenhoven Institue-Leiden University), Herlambang P Wiratman (Universitas Gajah Mada Yogyakarta), Laurens Veldhuzen (KIT-Royal Tropical Institute), Widodo Dwi Putro (Universitas Mataram), Bivitri Susanti (Sekolah Tinggi Hukum Jentera), Jacqueline Vel (Van Vollenhoven Institue-Leiden Uniersity) dan Rikardo Simarmata (Universitas Gajah Mada Yogyakarta).
Hadir pula dalam konferensi nasional ini dari berbagai instansi mulai dari POLDA, Kejaksaan Tinggi NTB, PERADI, REKTOR, dan Wakil Rektor Universitas Mataram, para Dosen Fakultas Hukum dari berbagai universitas seperti UI, UGM, Asslesi, Jentera Law School, UNPATTI, Unkriswina Sumba, UKAW Kupang NTT, UGR, UIN Mataram, UMMAT, Universitas Islam Al-Azhar, Universitas 45 Mataram, Universitas Bumigora dan Universitas Samawa (UNSA).
Sementara itu, Jecqluine Vel dari VVI-Leiden University Belanda ketika membuka secara resmi acara tersebut, mengatakan “I will Start to thank you for wonderfull prepare, thankyou to Rektor Unram, Dekan FH, Pak Widodo and guide. ould say thank you for semua persiapan. Thank you for nuffic from suporting finnacial, moral etc.
Ia menyatakan salut dan mengapresiasi dukungan sejumlah pihak terutama pihak penyelenggara yakni Fakultas Hukum Unram sehingga kegiatan tersebut bisa terselenggara dengan sukses.
Ia menilai kerjasama dengan Fakultas Hukum berbagai Perguruan Tinggi selama ini sangat baik.
"Fakultas Hukum Luar biasa , karena sejarah kerjasama dengan Indonesia, yakni dengan UI, UGM Jenter, fokus pada Indonesia timur, kami bisa belajar tentang praktik hukum di daerah yang kurang dana, kurang tenaga dosen, akses internet dan bagaimana menghadapi tantangan tersebut," ungkapnya.
"Hal yang baru untuk kami bagaimana prakteknya. Cara inovasi yang real, dari awal kami tahu lebih baik apa yang cocok dan sesuai dengan kondisi riil dengan kerangka pendidikan yang ada yakni IKBM. Hal yang ketiga kami belajar dari mitra sangat penting, dan kami bersuyukur bukan hanya Dekan yang kerjasama namun pimpinan dan seluruhnya," ucapnya.
Pada kesempatan itu, Rektor Unram diwakili Wakil Rektor IV Unram Yusroon Asadi mengatakan pihaknya sangat senang telah berkolaborasi dari Pengadilan Tinggi dan NUFFIC
Hal ini cocok dengan program kampus merdeka dan kolaborasi ini memberikan dampak yang sangat luas.
"Hal iji tentu akan kita sebarkan secara luas, dimana Unram telah membuat konsorsium dari 10 Universitas dan tiga Universitas dari luar negeri (Eropa). Karena itu kami memberikan apresiasi kepada NUFFIC, VVIT, JENTERA, dan lain-lain semoga kita bisa memberikan yang lebih bervariasi," cetusnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Hukum Universitas Mataram Dr. H Hirsanuddin SH M.Hum,, menyatakan perjalanan SLEEI dari tahun 2019 terutama dari pengembangan ilmu hukum di Indonesia merupakan kegiatan yang pas dengan IKMB saat ini.
Menurutnya, SLEEI ini juga mengembangkan sesuai dengan Hukum di Indonesia, dimana IKMB SLEEI disponsori oleh NUFFIC, yang juga salah satu mitranya Universitas Mataram.
"Karena itu sebagai tuan rumah kami mengucapkan terimakasih telah meringankan Langkah datang ke Lombok, serta ucapan maaf jika terjadi kekurangan selama acara konferensi ini berlangsung," ujarnya.
Manager NUFFIC, Anastashia Rossye mengatakan sebagai country manajer NUFFIC pihaknya sangat mengapresiasi project SLEEI yang sudah berjalan dari tahun 2020 saat pandemi covid-19.
"Kendati terdapat keterbatasan infrastruktur namun project SLEEI tetap berjalan berkat komitmen yang ada, dan project SLEEI ini menunjukkan hasil yang mumpuni, sehingga dapat diminati dari warga Indonesia Timur," tukasnya.
Konferensi nasional SLEEI ini juga diisi dengan talkshow mengenai pengalaman terbaik dari program SLEEI, proses berjalannya Program SLEEI, termasuk diseminasi kegiatan yang diimplementasikan dalam program SLEEI oleh kampus mitra SLEEI diantaranya buku ajar penalaran hukum yang di presentasikan oleh Liven E Rofael/Pak Mel (Universitas Kristen Artha Wacana, Kupang), kawin tangkap dan integrasi gender yang dipresentasikan oleh Rambu Susanti Mila (Universitas Kristen Satya Wacana Sumba), kegiatan kampus Ary yang dipresntasikan oleh Revency Vania (Universitas Pattimura), serta pengalaman menulis buku ajar yang dipresentasikan oleh Khairus Febriyan Universitas Mataram), dan dilanjutkan dengan menyerahan buku ajar dari kampus mitra, dalam hal ini diwakili oleh Fakultas Hukum Universitas Mataram kepada Van Vollenhoven Institute dan Leiden University.
Acara ditutup dengan key note speech tentang pembelajaran program SLEEI untuk penguatan Pendidikan Tinggi Hukum di Indonesia Timur dalam hal ini dipresentasikan oleh Prof. Adriaan Bedner (Van Vollenhoven Institute), dilanjutkan dengan sambutan Dekan Fakultas Hukum Leiden University, Joanne van der Leun serta Wakil direktur KIT Royal Tropical Institute, Peter Gildemacher.(KA-04)