Taliwang, KA.
Website Desa dengan Tema Gotong royong membangun data berkualitas menuju Desa Mandiri resmi di launching oleh Badan Pusat Statistik Sumbawa Barat bersama Pemkab setempat. Kegiatan tersebut berlangsung secara During dan Luring, Jumat (24/11/23)
Kepala BPS Sumbawa Barat Yassinta Ben Katarti Latiffa Dinar, SST, M.Si menyatakan, semangat gotong royong telah menjadi sendi pembangunan, dan menjadikan Sumbawa Barat sebagai contoh bagi daerah lainnya. Apalagi dengan peluncuran website desa ini semakin menunjukkan eksistensi Kabupaten Sumbawa Barat secara luas melakukan pelayanan publik melalui website desa.
" Dengan digitalisasi data, jarak waktu dan biaya bisa dipangkas," terang Yasinta.
Selain Website Desa dengan Tema Gotong royong membangun data berkualitas menuju Desa Mandiri, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan peluncuran Website Desa Kalimantong dan Desa Menemeng Kecamatan Brang Ene.
" Ini sebagai bentuk Pelayanan publik berbasis digital. Ini akan memanjakan masyarakat desa untuk memperoleh pelayanan," tandas Yassinta
Sementara itu, Bupati Sumbawa Barat, DR. Ir . H W Musyafirin, MM menyampaikan, dirinya mulai mengenal BPS itu pada tahun 2003, yaitu pada saat perjuangan pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat.
“ Sejak saat itu kita tidak berani merekayasa data karena nanti di pusat kita ketahuan. Jadi kita menyusun data seadanya untuk kebutuhan perjuangan pembentukan KSB kala itu," ungkapnya.
Bupati tidak memungkiri pihaknya berkomitmen terus mendorong lahirnya data berkualitas. Seperti contohnya dalam penanganan data fakir miskin, KSB punya agen gotong royong yang menjalankan fungsi statistik, sebanyak 684 agen di seluruh blok area yang menangani 150 kk oleh 3 agen.
Saat agen ini terbentuk lanjut Bupati, mereka diberikan tugas mendata penerima LPG bersubsidi sesuai syarat yang ditetapkan. Mereka mendata kondisi sebenarnya yang dialami oleh warga.
" Sering sekali para agen bertemu dengan warga yang rumahnya jelek tapi sawahnya banyak. Ada juga mereka para peternak ketika ditanya berapa jumlah ternaknya, mereka jawab cuma 2, padahal sebenarnya banyak," terang Bupati.
Berkaitan dengan data masyarakat miskin yang di data oleh agen yaitu sebesar 3,32 ℅. Data tersebut imbuh Bupati merupakan hasil pendataan langsung mereka para agen di peliuknya masing-masing. Itulah sebabnya dirinya pernah mengajukan kepada BPS agar bisa memanfaatkan para agen ini untuk melakukan pendataan di lapangan.
" Dengan terbentuknya Agen ini sebenarnya kami ingin pendataan itu dilakukan secara riil. Tidak ada sedikit pun maksud merekayasa data. Tidak ada maksud me-Mark Up data karena kita bisa bunuh diri nantinya. Kami melayani kemiskinan by name by a dress. Begitu salah cara menangani kriteria, maka itu yang menyebabkan yang tidak miskin menjadi miskin. Kami ingin melakukan pelayanan berdasarkan data berkualitas. Data yang kami pakai tidak mungkin data yang kami buat buat," demikian Bupati. (KA.02/Kominfo)