Taliwang, KA.
Capaian yang diraih Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di bawah kepemimpinan Bupati H. W. Musyafirin dan Wakil Bupati Fud Syaifuddin, ST mendapat apresiasi dari para tokoh pendiri Sumbawa Barat. Apa yang diraih KSB saat ini adalah inti dari perjuangan pembentukan KSB pada tanggal 20 November 2003 silam.
‘’Sekarang, masyarakat sudah dapat menikmati hasil pembangunan yang kita cita-citakan bersama,’’ tegas Amir Jawas, salah satu tokoh perintis dan pendiri lahirnya KSB.
Amir Jawas pada puncak peringatan HUT ke-20 tahun KSB dianugerahi penghargaan khusus oleh Bupati Sumbawa Barat, H. W. Musyafirin. Ia dianugerahi penghargaan sebagai tokoh pejuang, pendobrak pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat. Amir Jawas mengakui, keberhasilan yang berhasil diraih Sumbawa Barat saat ini juga tidak lepas dari kebijakan pemimpin Sumbawa Barat.
‘’Pemimpin Sumbawa Barat baik yang terdahulu (KH.Zulkifli Muhadli) maupun saat ini (H. W. Musyafirin) adalah orang yang paham betul tentang kebutuhan masyarakat. Pemimpin KSB ini dekat dan lahir dari rakyat, mereka tahu betul apa yang diinginkan rakyat,’’ katanya.
Pencapaian KSB saat ini diakuinya sudah sangat luar biasa. Diusia ke-20 tahun, Sumbawa Barat berhasil mensejajarkan diri bahkan lebih dari kabupaten/kota lain di NTB, yang notabene lebih dulu.
‘’Perjuangan kita tidak sia-sia. Setelah terbentuk, kita pikir Sumbawa Barat ini akan seperti apa ke depan? Hasilnyapun, sudah bisa saksikan dan rasakan sendiri. Ini luar biasa,’’ paparnya.
Amir Jawas pun menceritakan beberapa penggalan kisah sejarah panjang perjuangan pembentukan KSB 20 tahun lalu.
’’Tak sedikit yang menilai kita main-main membentuk KSB ini, dianggap tidak serius, tapi setelah kita lihat kemauan masyarakat menginginkan perubahan, itu membangkitkan semangat kita. Hasilnya bisa kita lihat hari ini,’’ tandasnya.
Ia mengakui, keberhasilan tersebut tidak lepas dari gerakan perubahan yang dibangun oleh pemimpin Sumbawa Barat. Setiap generasi kepemimpinan membawa perubahan tersendiri bagi Sumbawa Barat.
‘’Sumbawa Barat ini memang butuh pemimpin yang dekat dengan rakyat. Pemimpin yang bisa mendengar keinginan rakyat,’’ tambahnya.
Hal senada disampaikan Hatta Taliwang, Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) ini mengakui, 20 tahun yang lalu dengan yang terjadi saat ini jauh berbeda.
‘’Jauh sekali, baik itu perubahan kultur, pola pikir masyarakat, ekonomi maupun sosial itu sudah berubah dan luar biasa,’’ katanya.
Keinginan untuk berubah dan lebih maju, diakuinya kerena imbas kondisi Taliwang tahun 1970an-1980an hingga tahun 1990an yang cukup jauh tertinggal dibanding wilayah lain. Barulah di tahun 2000an, munculah wacana untuk memekarkan diri menjadi daerah otonomi baru.
‘’Waktu itu banyak yang skeptis. Tapi tekat untuk mekar tak bisa ditunda. Kebetulan saya saat itu di Komisi IX DPR RI, kemudian mencoba menjembatani dengan Komisi II. Kita support dan dukung,’’ akunya.
Dukungan itu dibawa hingga ke tingkat Fraksi, Hatta Taliwang mewakili Fraksi Reformasi (gabungan Partai Amant Nasional (PAN) dan Partai Keadilan) DPR RI, dua kali menyatakan dukungannya atas pembentukan KSB ini.
‘’Saat pidato persetujuan pembentukan KSB, dua kali kami tegaskan menyetujui pembentukan KSB ini,’’ paparnya.
Semangat menjadi daerah sendiri juga dirasakan langsung dirinya saat kunjungan kerja mendampingi Komisi II DPR RI kala itu.
‘’Saat kami turun di Poto Tano. Ribuan warga KSB menyambut kedatangan tim dari DPR RI. Masyarakat berharap KSB terwujud. Sekarang hasilnya sudah bisa kita rasakan,’’ urainya.
Tujuan utama pembentukan KSB tambahnya, adalah mendekatkan pelayanan.
‘’Dulu untuk berobat dan sekolah saja itu semuanya ke Sumbawa, jaraknya ratusan kilo. Sekarang sudah dekat, cukup di Taliwang, tentu ini membawa perubahan besar,’’ tutupnya.(KA.02/Kominfo)